Breaking News

Dihadiri Menag RI, Vox Poin Indonesia Gelar Dialog "The Servant Leadership of Pope Francis"

JAKARTA (29/05) || jurnalismerahputih.com - Vox Point Indonesia menggelar Dialog Antaragama bertema "The Servant Leadership of Pope Francis" di Masjid Istiqlal, Rabu (28/5). Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA, hadir mendoakan forum dialog antar agama ini sekaligus menjadi keynot speaker. 

"Kepemimpinan Paus Fransiskus itu, menurut saya, adalah the real servant leadership, kepemimpinan pelayan yang sejati. Paus bukan sekadar pemimpin umat Katolik. Ia adalah figur lintas batas yang melampaui doktrin, melintasi tradisi, dan mengakar pada satu nilai universal, kasih,” ujar Menag Nasaruddin Umar.

Menag Nasaruddin juga mengenang sebuah momen yang ia sebut sebagai pertemuan spiritual, perjumpaannya dengan Paus Fransiskus. Tanpa menjelaskan secara detil, ia menggambarkan pertemuan itu sebagai pengalaman batin yang mendalam, dimana cinta kasih tidak mengenal nama agama, dan penghormatan tidak memerlukan seragam keyakinan.

Menurut Nasaruddin, orang baik itu tidak pernah mati. “Kalau dalam kitab suci kami itu ada. Janganlah kalian mengira orang yang telah mengorbankan egonya dan subjektifitasnya sudah mati, melainkan dia tetap hidup. 

Di mata Tuhan selalu mendapatkan rizki. Rizki juga bukan hanya untuk yang hidup tapi juga bagi yang sudah wafat. Secara boologis dia (Paus Francis) memang sudah wafat tapi dalam roh spiritual masih hidup di dalam kita,” ungkap Nasaruddin yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal sejak 2016 sampai sekarang.

Nasaruddin juga mengutip pernyataan Paus terkait Pembangunan tembok di Amerika Serikat untuk kaum imigran. Paus berkata, jangan bangun tembok, karena tembok itu simbol ketidakmanusiawian. “Di Istiqlal, kita membangun terowongan, jalan penghubung," ungkap Nasaruddin.

Dalam pemaparannya, Menag juga menuturkan tentang keteladanan Paus Francis. “Toleransi itu bukan dibicarakan tapi dipraktekan,” tegasnya. 

Toleransi yang sejati, menurutnya, itu ada ikatan cinta yang sangat dalam. “Kita sama-sama NKRI dan punya agama. Kita ada ukhuwah tarbiyah. Bahkan kita sama-sama mengalami dijajah bangsa asing, sama-sama menderita. Itu menjadi tali pengikat untuk mencintai satu sama lain. Kami di Kementerian Agama mengembangkan kurikiulum cinta. Hemat saya jagan diindoktrinasi anak-anak kita sebuah perbedaan,” paparnya. 

“Jadikan hati kita seperti samudra, agar sekotor apapun yang masuk tidak akan mengotori samudra. Kalau kita suka pemarah itu tanda-tanda neraka dalam hidup kita. Ada ungkapan air susu dibayar air susu itu sudah biasa, atau air susu dibalas air tuba pun sudah biasa. Tapi air tuba dibayar air susu itu yang berat,” tuturnya. 

Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) saat ini adalah Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC yang hadir, turut pula mengawali pemaparannya sebagai pengantar acara dialog antar agama yang digagas Vox Poin dan Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS). 

Menurut Mgr. Antonius Subianto, hal yang paling utama yang menjadi teladan dari Paus Francis adalah mencintai semua manusia tanpa sekat apapun. “Paus yakin bahwa perjumpaan degan Tuhan pasti membawa sukacita. “Dalam Tuhan sukacita makin diperbaharui dan makin besar. Dan sukacita itulah yang akan dibagikan oleh semua manusia yang merasakannya,” ungkap Mgr. Antonius Subianto yang juga merupakan Uskup Keuskupan Bandung. 

Ia juga mengungkapkan, Paus pernah mengajak semua umat untuk selalu tersenyum karena sukacita akan perjumpaan dengan Tuhan. “Paus pernah membuat pernyataan yang bahkan mengagetkan umat Khatolik. Bahwa Tuhan hanya satu dan tidak tidak ada tuhan katolik,” ungkapnya. 

Pada acara dialog yang dihelat Vox Point Indonesia dan FORMAS ini dihadiri para pemuka agama dari berbagai latar belakang, diantaranya Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC (Ketua KWI), Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, Rm. Agustinus Heri Wibowo, Prof. Philip K. Widjaja, Xs. Ir. Budi Santoso Tanuwibowo, dan Prof. Dr. I Nengah Duija.

Dr. Goris Lewoleba dari Vox Point Indonesia didaulat menjadi moderator memandu acara yang ditutup oleh pembicara terakhir Romo Kolonel (Sus) Yos Bintoro, Pr, sosok yang juga menjabat sebagai Wakil Uskup di lingkungan TNI-Polri. 

Pada kesempatan ini, Ketum FORMAS Yohanes Handojo Budhisedjati menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Menag RI Nasaruddin Umar dan Ketua KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, serta seluruh nara sumber dan undangan yang hadir. 

Turut hadir dalam kegiatan ini para pimpinan organisasi di FORMAS, diantaranya Ketum PITI Serian Wijatno , Ketum APTIKNAS Ir. Soegiharto Santoso,SH, Ketum Presidium PNI Jan Maringka, Ketum SPRI Hence Mandagi, Ketum SMSI Firdaus, Ketum Laskar Prabowo 08 Devi Taurisa, Paskalis A Da Cunha dari PATRIA, Bambang dari PPDI, dan sejumlah Ketua Umum organisasi yang bernaung di FORMAS.

[red/jmp]
© Copyright 2022 - JURNALIS MERAH PUTIH