Muara Enim | Jurnalismerahputih.com
Seratus hari pertama kepemimpinan Bupati Muara Enim, H. Edison, menuai kritik pedas dari kalangan masyarakat, khususnya pemuda dan mahasiswa. Mereka menilai masa awal pemerintahan ini belum menunjukkan kerja nyata yang berdampak, dan justru dipenuhi dengan aktivitas seremonial belaka.
Rohman, salah satu pemuda yang aktif mengawal isu publik, menilai bahwa kepemimpinan H. Edison masih jauh dari harapan.
“Sangat memprihatinkan, bahkan ironis. Tidak ada dampak yang signifikan, semua masih sebatas seremonial,” ujar Rohman kepada wartawan, Minggu (1/6).
Ia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap janji-janji politik saat kampanye yang belum banyak terealisasi.
“Waktu kampanye, programnya bagus. Tapi kenyataannya belum banyak yang terealisasi,” tegasnya.
Jawir Maki, juga turut mengapresiasi aksi demontrasi itu dengan sebutan fenomena 100 hari kerja bupati yang sudah didemo termasuk dapat di artikan perhatian publik semakin menguat.
"Mengekpresikan pendapat itu perlu dan bagus, agar jalannya pemerintahan dapat dipastikan sejalan dengan apa yang dikehendaki oleh masyarakat, pemerintah harus lebih jeli." ujanya
dia juga diketahui menyangkat beberapa komentar yang ditemuinya di lapangan bahwa demo tersebut didengarnya cenderung tidak satu point, berbeda dengan apa yang tertulis di alenia pertama izin aksi yang menyebar beberapa hari yang lalu.
"sah-sah saja, jika mahasiswa tiba-tiba membahas judi online hingga pinjol, meskipun melebar terhadap apa yang disampaikan dari rencana aksi, justru hal tersebut merupakan bentuk keresahan yang jujur dari mahasiswa,
Sebagai bentuk protes terhadap stagnasi kepemimpinan daerah, pada Senin, 2 Juni 2025, puluhan pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Serasan Sekundang menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Muara Enim.
Dalam aksinya, massa membawa spanduk bertuliskan “100 Hari Gagal: Di Mana Janjimu, H. Edison?” dan meneriakkan tuntutan agar Bupati segera merealisasikan program prioritas, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan transparansi anggaran.
“Kami kecewa. Seratus hari ini kosong. Janji politik hanya tinggal slogan. Bupati harus sadar bahwa rakyat bukan sekadar penonton,” ujar salah satu mahasiswa dalam orasinya.
Aksi berlangsung tertib dengan pengawalan aparat kepolisian. Meski demikian, sejumlah pelayanan di kantor Pemkab sempat terhenti selama aksi berlangsung. [𝚁𝚎𝚍/𝙹𝚖𝚙]
Social Header