Breaking News

Gerhana Bukan Hanya Fenomena, Ini Hikmah Spiritual yang Jarang Diketahui

 

Jakarta (06/09) || Jurnalismerahputih.com - Gerhana matahari atau kusuf merupakan peristiwa tertutupnya sinar matahari oleh bulan sehingga matahari tidak tampak dari bumi. 

Sedangkan gerhana bulan atau khusuf adalah peristiwa saat sebagian atau keseluruhan wajah bulan dalam fase purnama tertutup oleh bayangan bumi. Peristiwa gerhana merupakan bagian penting dalam studi astronomi Islam. 

Maka gerhana adalah fenomena alam yang dapat diprediksi berdasarkan ilmu, di sinilah muncul pertanyaan mengapa ini tidak dijadikan pembelajaran terkait dengan persoalan penyatuan kalender Islam? 

Padahal kecanggihan teknologi dan perkembangan studi astronomi memungkinkan manusia dapat memprediksi kapan terjadinya gerhana, bahkan untuk ratusan tahun yang akan datang. 

Lantas, mengapa dalam kasus hilal perdebatan seolah tak kunjung berakhir? 

Hikmah di balik peristiwa gerhana mengajarkan bahwa ada kekuatan Yang Maha Kuasa di luar batas kemampuan manusia, 

Maka gerhana sejatinya harus bisa membuat seorang hamba merasa rendah di hadapan Allah Sang Pencipta alam semesta. Dalam QS. Al-Fushilat [41]:37 dijelaskan:

ÙˆَÙ…ِÙ†ۡ Ø¡َايَٰتِÙ‡ِ ٱلَّÙŠۡÙ„ُÙˆَٱلنَّÙ‡َارُ ÙˆَٱلشَّÙ…ۡسُ ÙˆَٱلۡÙ‚َÙ…َرُۚ Ù„َا تَسۡجُدُواْ Ù„ِلشَّÙ…ۡسِ ÙˆَÙ„َا Ù„ِÙ„ۡÙ‚َÙ…َرِ Ùˆَٱسۡجُدُواْۤ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِۤ ٱلَّذِÙŠ Ø®َÙ„َÙ‚َÙ‡ُÙ†َّ Ø¥ِÙ† ÙƒُنتُÙ…ۡ Ø¥ِÙŠَّاهُتَعۡبُدُونَ  

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.“

Hikmah berikutnya, bahwa ada titik krusial yang bisa dikompromikan antara perspektif syar’i dan sains dalam peristiwa gerhana ini. 

Islam mewacanakan peristiwa gerhana secara saintifik, maka Islam tidak selalu agama mistik apalagi tahayul.

Ketika kenyataan bahwa alam berperilaku secara sunnatullah sesuai aturan Sang Pencipta, namun tidak bisa juga seperti sains Barat yang mendefinisikan sains tanpa menyebut nama-Nya. 

Jadinya Allah hilang dalam spektrum kesadaran manusia modern. Sehingga Ketika kehadiran Allah dalam kesadaran manusia dihilangkan, maka bisa lahir manusia-manusia yang dengan leluasa mengeksploitasi dan merusak alam semesta.

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan dua (tanda) dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak juga karena kehidupan seseorang. Oleh karena itu, jika kalian melihat hal tersebut maka hendaklah kalian berdo’a kepada Allah, bertakbir, shalat dan bersedekah”. (HR. Bukhari-Muslim).

Hikmah lainya bahwa shalat gerhana seakan mengajak manusia beriman agar senantiasa

berhijrah untuk keluar dari posisi sudut yang salah, seperti halnya gerhana bulan atau matahari, hijrahlah membentuk sudut yang sesuai garis edarnya, yaitu garis aturan hidup sesuai Islam. 

Wallahu ‘alam bish-shawab. 

Red

© Copyright 2022 - JURNALIS MERAH PUTIH