Breaking News

Menu Ikan Asin Nan Aduhay

PEKANBARU, RIAU (03/02) || jurnalismerahputih com - Dari jalan Kaharudin Nasution kamu bisa masuk ke jalan Karya I samping tembok kampus UIR (Univ. Islam Riau). Di situ kamu menoleh ke sisi kanan, betapa deretan kedai menghiasi sepanjang jalan menuju gerbang gigir kampus. Dan tepat di salah satu kedai, terpampang plang, kedai makan yang sinyalnya menggiurkan. Ya, kedai makan serba ikan asin "Karya Bersama".

Kedai yang satu ini cukup kreatif, berbeda dengan kedai-kedai makan di samping kanan kirinya. Sajian varian menu ikan asin dengan olahan yang terkesan sederhana.

Tak ketinggalan jengkol, terung ungu, kentang, tahu, tempe serba digoreng, turut melengkapi, selain telor dadar dan ceplok atawa telor mata sapi. Ini tambah menggiurkan. Harganya pun terjangkau untuk takaran kocek anak kampus.

Adalah Ali Nusir (45), perantau dari Padang Pariaman, Sumatera Barat ini si pemilik kedai ikan coba membuat terobosan di antara para pedagang jajan dan makanan disela persaingan yang begitu ketat.

Memang, awalnya ia membuka kedai lontong dan makanan lain yang amat umum. Tapi warungnya kalah bersaing dengan warung-warung lain yang meramaikan suasana jalanan kampus UIR tersebut. Dan 2 tahun lalu ia merombak kedainya dengan menu serba ikan.

Cukup beragam jenis ikan asin yang tersaji, diantaranya; ikan teri, udang, gabus, maco aji, sape rebus, suaso belah, cumi, gurami, baledang, kepala batu, ikan bulu ayam. Diimbuhi telur dadar dan telur ceplok. Lalu jengkol goreng, dan beberapa macam sayuran hijau.

Ternyata ia tak harus belanja ke daerah asal dimana ikan asin dihasilkan, karena di pasar setempatpun tersedia. Memang rata-rata ikan-ikan asin itu kiriman dari Medan, Sumatera Utara, Pariaman, Sumatera Barat dan beberapa dari daerah setempat, Riau.

Jika kilas balik, ternyata, rang-orang Nusantara dulu, di pulau Jawa misalnya,  sudah gandrung pada ikan asin sejak abad ke VIII masehi. 

Sejarah ikan asin terkait aktivitas ekonomi dan sosial masyakarat Mataram kuno abad VII-XI dan pada waktu itu ikan asin sebagai salah satu komoditi yang biasa diperdagangkan di pasar-pasar di Jawa.

Sampai di abad setelah kemerdekaan kini, masyarakat Indonesia masih menggandrungi ikan asin sebagai salah satu menu santapan rumahan atawa rumah makan dan tentu dengan varian ciri khas masing-masing daerahnya.

So, kamu bisa meluangkan waktu sekadar mencicipi olahan menu ikan asin ala Uda Ali itu, terlebih sebagai penggemar berat menu ikan asin. Kamu tinggal memesannya, dan tunggu beberapa menit. 

Lalu nikmatilah aroma dan sajian dadakannya. Dan jangan anggap enteng biarpun jajanan level kaki lima, juga tak boleh menyesal lantaran baru saja mencicipinya. 

Tidak berlebihan kiranya, betapa khasanah kekayaan Nusantara juga terdapat pada dunia kuliner, dan sajian ikan asin salah satunya. [Jun/Jmp]
© Copyright 2022 - JURNALIS MERAH PUTIH