Breaking News

Tambang Emas Ilegal Desa Tuwi Bunta Telan Nyawa Bocah 6 Tahun, Siapa Tanggungjawab ?

NAGAN RAYA, NANGGROE ACEH DARUSSALAM (05/08) || jurnalismerahputih.com - Bermula dari chating di media sosial, seorang warga Desa Tuwi Bunta, Kecamatan Betung, Kabupaten Nagan Raya yang tidak ingin disebutkan namanya menyampaikan informasi kepada awak media terkait adanya suatu insiden yang menelan korban jiwa seorang anak kecil usia 6 tahun di lokasi galian tambang emas ilegal.

Tepatnya dikatakan pada hari Selasa, kira-kira seminggu yang lewat, telah terjadi insiden hilangnya nyawa seorang anak usia 6 tahun yang terjatuh ke lubang Beko dari bekas galian proyek tambang emas ilegal di Desa Tuwi Bunta, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Terkait kejadian yang telah merenggut nyawa bocah 6 tahun tersebut, tentunya harus ada pihak yang bertanggungjawab. Karena jelas, itu adalah merupakan suatu kelalaian dari pihak pemerintah setempat. Pasalnya, kegiatan penggalian yang meninggalkan lubang dalam di lokasi tersebut nyata terlihat didepan mata. Akan tetapi dibiarkan tanpa ada pengamanan dan pengawasan. Memang miris, jika saja insiden yang merenggut nyawa itu terjadi terhadap salah satu anak kesayangan kita.

Pertanyaannya;
- Siapa yang bertanggungjawab dengan hilangnya nyawa seorang anak atas kelalaian yang berakibat menimbulkan insiden maut tersebut?
- Kemana pengawasan dari pihak-pihak terkait, sehingga terkesan tidak responsif dan seolah membiarkan saja hal itu menjadi kemalangan bagi orang lain. Sementara di sisi pihak yang lain, tentunya bisa dibilang keberadaan proyek Tambang Emas Ilegal itu memberikan keuntungan bagi para oknum?!

- Lalu, sudah sejauh mana tindak lanjut dari pihak pemerintah wilayah atau bagaimana langkah pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang terlibat atas berlangsungnya usaha proyek ilegal tersebut?! dan 
- Siapa sajakah yang memetik keuntungan, dari keberadaan proyek ilegal yang kini menelan korban jiwa seorang anak manusia (bocah) berusia 6thn itu?!

Sejak kejadian itu, menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya itu dikatakannya kalau sang pemilik lahan malah sengaja menghilang, dan terkesan menghindari tanggung jawab. 

"Padahal, pemilik tanah memperoleh keuntungan dari keberadaan proyek Tambang Emas Ilegal tersebut sebesar 10%," ungkap sumber.

Sampai berita ini dibuat, pihak pemerintah maupun Aparat Penegak Hukum (APH) wilayah setempat yang sempat dihubungi via telepon WA pun belum ada yang dapat memberikan keterangan atas insiden yang telah menelan jiwa seorang anak kecil itu. Malah ronisnya, jadi terkesan lepas tangan dan sepertinya memilih tutup mata. Bahkan, menyatakan kalau dirinya tidak tau dan tidak terlibat atas terjadinya insiden itu padahal Desa Tuwi Bunta itu adalah wilayah kewenangan. Disisi lain, ada juga yang mengaku kalau pihaknya belum terima laporan. 

Kok aneh ya, lalu kemana jajaran yang namanya Babinsa dan Bhabinkamtibmas? Siapa sih yang tidak mengenal Babinsa dan Bhabinkamtibmas, mereka bertugas sangat dekat dengan masyarakat dan tentunya jika ada kejadian apalagi terkait adanya insiden hilangnya nyawa anak manusia. Keamanan serta ketertiban masyarakat merupakan tupoksi, yang tentunya harus selalu siap dan sigap untuk membantu masyarakat disetiap kesempatan dan waktu. [goes/red/jmp]
© Copyright 2022 - JURNALIS MERAH PUTIH