Breaking News

Debat Perdana Kandidat Pilkada Tapteng, Cabup Nomor 2 MaMa Menuju Naik Kelas Lebih Bijak, Santun Dan Tidak Emosian

PANDAN, TAPTENG, SUMATERA UTARA (08/11) || jurnalismerahputih.com – Cabup Bupati MaMa miliki program gagasan membangun Objek Wisata religi yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Wacana itu tertuang dalam komitmen sosok Cabup Nomor Urut 2 (dua) pada acara Debat perdana yang di gelar KPU Tapteng pada Jumat Malam, (08/11/2024).

Masinton Pasaribu - Mahmud Efendi Lubis yang tenar di kenal sebagai Cabup MaMa ternyata memiliki misi menuju Tapteng Naik Kelas. Sesuai dengan program membangun Objek Wisata religi Papan Tinggi Barus, Kab. Tapanuli Tengah, jika dirinya dipercaya masyarakat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tapteng di Pilkada tahun 2024 ini.

Masinton menyebut, Pembangunan fasilitas escalator di objek wisata religi Islam makan papan tinggi di tanah air ini untuk mempermudah akses wisatawan atau peziarah menjangkau makam para ulama yang diyakini sebagai pembawa Islam pertama ke Nusantara.

Wisata religi makan Islam merupakan komplek makam tua yang terdiri dari 7 perkuburan salah satu dipercaya adalah makam seorang ulama yang bernama Syekh Mahmud Al- Muhtazam.

Hal tersebut menjadi bagian dari misi Masinton Pasaribu-Mahmud Efendi Lubis (MAMA) untuk mengembangkan sektor pariwisata di Tapanuli Tengah dan membawa Tapteng Naik Kelas, yang menjadi semboyan perjuangannya.

Menariknya, rencana Masinton membangun escalator di Tapteng ditanggapi pesimis oleh Paslon Khairul Keyedi Pasaribu-Darwin Sitompul (Kedan)

Paslon Kedan menilai, membangun escalator di Papan Tinggi bukanlah gagasan yang tidak efesien. Kedan juga menyebut Masinton harus menggunakan logikanya dalam bercerita (membuat program)
“Jangan pake omon-omon, jangan pake hayalan,” kata Kiyedi menanggapi Masinton.

Lalu, benarkah membangun escalator di objek wisata religi Papan Tinggi Barus merupakan gagasan yang tidak efesien atau hayalan semata sebagaimana tanggapan Paslon Kedan?

Keberadaan escalator diera modern ini telah menjadi kebutuhan. Sejumlah fasilitas public seperti bandara, rumah sakit, pusat perbelanjaan bahkan pasar-pasar rakyat telah banyak yang dilengkapi fasilitas escalator.

Gagasan Masinton-Mahmud membangun escalator untuk memudahkan akses peziarah di Papan Tinggi, bukanlah hal baru.

Tiongkok, China menjadi negara pertama yang berhasil membangun fasilitas escalator untuk menaiki jalan terjal seperti pegunungan.

Pemerintah setempat membangun escalator dan menjadi yang terpanjang di dunia tersebut di lereng gunung Tianyu, Chun’an, Provinsi Zhejiang.

Hal itu dimaksudkan untuk membantu dan memudahkan para pengunjung menikmati pemandangan di Lokasi tersebut tanpa harus merasakan lelahnya mendaki atau menaiki anak tangga.

Kini, objek wisata di Tianyu ini dapat dengan mudah diakses oleh siapa pun dengan latar belakang usia yang berbeda, khususnya para lansia. Waktu tempuh yang semula 50 menit untuk mencapai puncak kini hanya dibutuhkan 10 menit saja.

Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini mampu mewujudkan hal yang dulunya tidak mungkin menjadi mungkin.

Jika Masinton-Mahmud ‘keukeuh’ ingin mewujudkan Pembangunan escalator di Papan Tinggi jika terpilih, hal itu tentulah tidak mudah.

Dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit karena dibutuhkan ahli dan teknologi modern untuk bisa mewujudkan hal tersebut.

Jika berharap pada APBD Kab. Tapanuli Tengah, hal itu akan sulit terwujud, namun jika menggandeng pihak swasta/ investor dengan ‘menjual’ nilai Barus dengan segala kisah besar peradaban masa lalunya dan menjadi destinasi wisata Impian dari berbagai daerah di Indonesia, maka escalator MAMA yang saat ini diperdebatkan public Tapteng tersebut, realistis bisa diwujudkan.

[A.Nst/jmp]
© Copyright 2022 - JURNALIS MERAH PUTIH