Breaking News

Ada Apa Dibalik Kasus Penganiayaan, Memicu Kemarahan Publik!

Medan | Jurnalismerahputih.com

Kasus penganiayaan keji yang diduga dilakukan oleh Christina Simanjuntak terhadap pamannya Janoak Silitonga, memicu kemarahan publik. 

Kolonel (Purn) Halomoan Silitonga, yang juga menjadi korban, tak kuasa menahan kekecewaan melihat lambatnya proses hukum dalam menangani insiden berdarah ini.

Semua bermula dari niat baik Kol Purn Halomoan memberikan izin kepada Christina, saudara kandungnya, untuk menempati lahan miliknya di Jl. Ringroad, Medan. Namun, setelah lima tahun, Ibu Rita Silitonga dsn putrinya Christina malah mengklaim tanah itu sebagai miliknya dan diduga memprovokasi konflik keluarga yang berujung pada aksi kekerasan brutal. Ibarat air susu dibalas air tuba!? 

Diserang di Tanah Sendiri

Insiden terjadi saat Kol Purn Halomoan Silitonga dan Janoak hendak mengecek5 lahan tersebut. Tanpa diduga, keduanya justru diserang secara membabi buta. Christina diduga telah menyiapkan sejumlah orang untuk melakukan penganiayaan terhadap pamannya nya.

“Dia tidak hanya menduduki tanah secara ilegal, tapi juga menyerang keluarga sendiri! Ini bukan sekadar sengketa, ini tindakan kriminal!” ungkap Kol Purn Halomoan penuh emosi.

Dilaporkan, Tapi Tak Ditahan

Setelah kejadian, Janoak Silitonga langsung melaporkan kasus ini ke Polsek Medan Sunggal (LP/831/IV/2023/SPKT/POLSEK SUNGGAL/POLRESTABES MEDAN). Christina akhirnya ditetapkan sebagai tersangka, bahkan kini telah berstatus terdakwa dan menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Medan.

Namun yang mengundang tanya, hingga saat ini Christina Simanjuntak masih bebas berkeliaran. Tidak ada penahanan, meski bukti dan kesaksian mengarah jelas pada keterlibatannya dalam penganiayaan.

"Kenapa Belum Ditangkap Ada Apa?"

“Saya sangat kecewa! Sudah dua tahun kasus ini berjalan, tapi kenapa Christina belum ditangkap? Ada apa dengan penegakan hukum kita?” seru Halomoan usai memberikan kesaksian di PN Medan pada 17 Maret 2025.

Ia berharap ada langkah nyata dari pihak kepolisian dan kejaksaan untuk menuntaskan kasus6 ini tanpa intervensi atau permainan di balik layar.

Seruan Keadilan untuk Korban

Kasus ini kini menjadi sorotan dan mengundang perhatian luas dari masyarakat. Apakah hukum benar-benar tajam ke bawah dan tumpul ke atas? Ataukah keadilan akan ditegakkan, tanpa pandang bulu?

Masyarakat menanti ketegasan aparat penegak hukum untuk memastikan bahwa tidak ada satu pun pelaku kekerasan yang kebal hukum—terlebih jika korbannya adalah keluarga sendiri. [Red/Jmp]

© Copyright 2022 - JURNALIS MERAH PUTIH